
Patung Ratu Cleopatra
Bukan Pada Wajah Pesona
Itu Meruntuhkan Dunia
Dua
jenderal paling berkuasa di kemaharajaan Romawi, Julius Caesar dan Markus
Antonius, takluk pada Cleopatra. Cleopatra bukanlah orang Mesir. Ia keturunan
dinasti Ptolemy yang berasal dari Macedonia. Dinasti Ptolemy berkuasa di Mesir
selama tiga abad setelah penaklukan Mesir oleh Alexander The Great. Cleopatra
adalah pharaoh Ptolemic pertama yang mempelajari bahasa Mesir. Ia juga pharaoh
terakhir Mesir, karena setelah kematiannya, Mesir menjadi salah satu provinsi dalam
kemaharajaan Romawi.
Menurut catatan sejarah yang
dibuat oleh penulis Yunani, Plutarch (yang juga menulis kisah hidup Archimedes)
dalam bukunya Life of Anthony digambarkan Cleopatra “benar-benar tak bercatat, luar biasa” dan
“kecantikannya tiada duanya”. Namun dari gambar Cleopatra yang terdapat pada
sepuluh koin mata uang yang dibuat pada masa pemerintahannya, sulit untuk
mengatakan Cleopatra cantik. Lehernya gemuk, hidungnya bengkok, telinganya
panjang, dan dagunya mencuat. Tinggi tubuhnya pun hanya 1,5 meter.
Jadi, apa yang membuat Cleopatra demikian
mempesona? Kecantikan Cleopatra ada di’dalam’, bukan pada tampilan ‘luar’nya.
Ia dapat berbicara dalam sembilan bahasa. Otaknya tajam. Kharismanya kuat.
Kebijaksanaannya mengagumkan. Ia berpendidikan tinggi, dan memiliki keagungan
luar biasa sejak dini. Plutarch menulis “Percakapannya menawan luar biasa … ”
dan “Perbincangannya menggoda. Karakternya, yang merasuk dalam tindakannya
begitu mempesona tak terkatakan. Bunyi dari suaranya manis … “. Ia begitu menarik,
sehingga “Plato mengakui empat jenis pujian, namun Cleopatra punya ribuan.”
Cleopatra
ketika bertemu Caesar
Cleopatra tidak cantik, namun ia berhasil
menguasai hati dua orang yang paling berkuasa pada masanya, Julius Caesar dan
Markus Antonius. Caesar berkata, “Tidak ada darah dalam venanya, selain darah
matahari. Hathor yang manis tinggal dalam mata dan lesung lututnya”.
Cleopatra mewarisi kerajaan Mesir yang
bangkrut. Sebegitu bangkrutnya, hingga tak mampu mencetak koin emas, dan hanya
membuat koin dari logam yang tidak begitu bagus mutunya. Itulah sebabnya tidak
banyak ditemukan koin dengan gambar dirinya. Ia membangun pasukan, membuat
Mesir kuat, mempertahankan kedamaian dalam negrinya, dan sukses mengadu domba
lawan-lawan kuatnya sehingga saling berperang sesama mereka sendiri. Ibukota
Mesir, Alexandria, adalah kota yang paling maju di dunia pada saat itu. Kota
itu memiliki pelayanan kesehatan, perpustakaan besar, mercusuar yang luar
biasa, dan merupakan sebuah pusat budaya dan ilmu yang menarik orang dari
seluruh dunia.
Sayangnya, ilmu forensik tidak akan mampu menunjukkan kepada kita wajah Cleopatra. Napoleon merampas banyak harta karun dari Prancis, termasuk peti mumi Cleopatra. Sebagian besar harta karun itu dikembalikan ke Mesir, tetapi peti mumi Cleopatra secara tak sengaja tertinggal. Pada tahun 1940-an, para pekerja Prancis menemukan peti muminya, dan melemparkan isinya ke tempat pembuangan.

Elizabeth Taylor dalam “Cleopatra”
Kecantikan Cleopatra tidaklah pada tampilan fisiknya, tetapi sebagai ikon dalam legenda asmara, maka para pelukis, penulis drama, dan pembuat film sudah pasti menampilkan Cleopatra yang cantik jelita. Film “Cleopatra” yang dibuat pada tahun 1963 menampilkan aktris paling cantik pada masa itu, Elizabeth Taylor. Film yang dibuat sebelumnya, seperti “Antony and Cleopatra”, memberikan peran Cleopatra kepada Florence Lawrence, sementara Helen Gardner melakonkan Cleo dalam film “Cleopatra, The Quin of Egypt”. Elizabeth, Florence, dan Helen tak pelak lagi adalah aktris-aktris paling cantik pada zamannya. Rupanya, dunia masih meyakini bahwa wanita yang mempesona haruslah memiliki paras cantik jelita
Bagi para wanita yang tidak beruntung
dikaruniai tubuh langsing semampai, kulit putih cemerlang, dan wajah bersinar
bagai bulan purnama, tak usah risau. Tirulah Cleopatra. Jadilah perempuan yang
pandai, bijaksana, dan memiliki keagungan pribadi. Niscaya dunia akan berada di
tangan kita
Semoga Bermanfaat :)
0 comments:
Post a Comment